Gara – Gara lame
Dahulu kala Kucing dan Tikus bersahabat. Ke mana Tikus pergi, Kucing selalu mengikuti . Begitu pula sebaliknya.
Suatu hari Tikus mengajak Kucing pergi.
“ Ke mana?” tanya kucing.
“ Ayo, kita makan lame,” kata Tikus. Yang dimaksud lame adalah singkong. “ Dimana kita bisa makan lame?” tanya kucing lagi.
“ Disana, di rumah Pak Tani. Lamenya sangat banyak! Kita akan puas memakannya!” kata Tikus bersemangat.
Kucing tertarik pada ajakan Tikus. Maka malam itu pergilah Tikus dan Kucing ke rumah Pak Tani. Rupanya di rumah itu sedang ada pesta pernikahan.
Kucing dan Tikus menunggu sampai pesta usai. Sesuai kesepakatan karena singkong – singkong itu digantung, Tikus dan memanjat ke atas, sedangkan Kucing menjaga dibawah. Sebelum memanjat, Tikus berpesan,” kalau sudah ada lame yang kujatuhkan, cepatlah kamu tanggap! Jangan sampai lame itu jatuh ke tempat lain! Nanti kita ketahuan!”
Tikus kemudian memanjat. Sesampainya di atas, ia mencari lame yang bagus dan besar, lalu dimakannya sendiri. Ia lupa pada si Kucing. “
Kok, lama betul Tikus di atas?” kata Kucing dalam hati. Ia mulai jengkel dan curiga.
Tikus keasyikan makan lame – lame itu. Karena ingin makan lebih banyak, ia mulai mengerat tali pengikat lame. Sewaktu mengerat, tiba – tiba ia terpeleset dan jatuh. Sebelum terhempas ke bawah Tikus berteriak, “Awas, Cing ini aku, bukan lame!”
Kucing yang sangat kelaparan itu sudah tidak peduli, apakah yang jatuh itu lame atau bukan. Si Tikus langsung diterkamnya saja begitu terhempas di tanah.
“Aduh, aku bukan lame! Aku Tikus! Aku terpeleset hingga terjatuh,” kata Tikus ketakutan.
Kucing tetap tidak menghiraukan ucapan Tikus karena ia merasa ditipu. Akhirnya, sahabatnya pun dilahapmya. Mungkin inilah asal mula Tikus dan Kucing bermusuhan sampai sekarang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar